Langkah-Langkah Penyusanan Evaluasi

Langkah-Langkah Penyusanan Evaluasi :


PENDAHULUAN

Sesudah atau dalam melaksanakan suatu kegiatan perlu diadakan evaluasi agar dapat diketahui, berhasi atau tidaknya kegiatan yang dilakukan tersebut. Demikian halnya dalam pendidikan, evaluasi merupakan bagian yang sangat penting yang harus dilaksanakan oleh guru. Agar seorang guru dapat mengetahui apakah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan telah berhasi atau tidak. Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana degan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar: (1) Prinsip keseluruhan, (2) Prinsip kesinambungan, dan (3) prinsip objektivitas. 1) 

Dalam artian prinsip keseluruhan evaluasi hasil belajar harus dapat mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkahlaku yang terjadi pada diri peserta didik sebagai makhluk hidip. Dalam hubungan ini evaluasi hasil belajar disamping dapat mengungkap aspek proses berpikir (kognitif domain) jugadapat mengungkap aspek kejiwaan launnya yaitu aspek nilai atau sikap (apektif domain) dan aspek keterampilan (pisikomotor domain) yang melekat pada diri masing-masing individu peserta didik. Oleh sebab itu seorang pendidik sebelum melaksanakan kegiatan evaliasi, perlu membuat langkah-langkah penyusunan evaluasi dan cara pelak sanaannya.
Makalah ini akan membahas tentang langkah-langkah penyusunan dan peelaksanaan evaluasi.

1. Anas Sidijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta, 1995)


PEMBAHASAN

A. Lankah-langkah penyusunan evaluasi

Secara umum, proses pengembangan penyajian dan pemanfaatan evaluasi
belajar dapat digambarkan dalam langkah-langkah berikut :1)
1. Penentukan tujuan evaluasi
Dalam melakukan seorang guru mempunyai tujuan tertentu,tujuan itu dapat berupa tujuan evaluasi misalnya untuk mengetahui penguasaan pesertadidik dalam komitesensi /subkompitensi tertentu setelah mengikuti proses proses pembelajaran.Dapat pulaevaluasi tersebut yang bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik (diangnostic tes)Tujuan evaluasi tersebut harus jelas sehingga dapat memberikan arah dan lingkup pengembangan evaluasi selanjutnya.
Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Perumusan tujuan evaluasi hasil belajar itu penting sekali, sebab tanpa tujuan yang jelas maka evaluasi hasil belajar akan berjalan tanpa arah dan pada gilirannya dapat mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya.2)
2. Penyusunan Kisi-kisi soal
Kisi kisi soal dikenal pula dengan nama test blue-print atau table of specification”. Pada intinya, kisi-kisi ini diperlukan sebelum seseorang menyusun suatu tes kisi-kisi adalah suatu diskripsi mengenai ruang lingkup dan isi apa yang diujikan, serta memberikan perincian mengenai soal-soal yang diperlukan dalam mengevaluasi.

1. Ramayulis,Ilmu pendidikan islam, ( Kalam Mulia : Jakarta, 2008 ) Hal. 232 – 234
2. Anas Sidijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta, 1995), Hal. 59

Penulisan soal merupakan salah satu langkah penting untuk dapat menghasilkan alat ukur tes yang baik. Penulisan soal adalah penulisan indikator jenis dan tingkat perilaku yang hendak diukur menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perinciannya dalam kisi-kisi. Dengan demikian setiap
peryataan atau butir-butir soal perlu dibuat sedemikian rupa sehingga jelas pula jawaban apa yang dituntut. Mutu setiap butir soal akan menentukan mutu tes secara keseluruhan.
Setelah diketahui ruang lingkup pelajaran yang akan dinilai dan evaluasi , disusunlah bagan perincian, yaitu suatu bagan yang merupakan pedoman dalam penyusunan alat evaluasi selanjutnya
Dalam penyususunan bagan perincian perlu perhatikan hal-hal berikut ini.
(1) Pokok bahasan bidang studi / subbidang studi /mata pelajaran yang akan dinilai.
(2) Taraf-taraf penguasaan aspek-aspek yang akan diukur kognitif (ingatan/recall, pemahaman /comprehension,penerapan /application),afektif dan psikomotor.
(3) Jumlah item yang akan disusun beserta alat evaluasi yang akan dipenuhi.
(4) Jumlah item setiap aspek dari setiap pokok bahasan.besarnya ditentukan oleh guru berdasarkan tingkat penguasaan/ aspek-aspek yang akan dinilai.
Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tes tersebut. 3)

3. Telaah atau “review dan Revesi” Soal.
Langkah ini merupakan hal penting untuk diperhatikan, karena seringkali kekurangan yang terdapat pada suatu soal tidak terlihat oleh penulis soal. Review dan Revesi soal ini idealnya dilakukan oleh orang lain yang berkopeten (bukan sipenulis soal) dan terdiri dari suatu tim penelaah yang terdiri dari ahli-ahli bidang studi,pengukuran dan bahasa.

3. Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Bumi Aksara: Jakarta, 1999), hal. 48.

Setelah selesai menyusun soal, selanjutnya harus menelaah soal-soal yang telah dibuat. Dengan menelaah soal, berate sudah menganalisis soal tersebut secara kualitatif . Telaah soal meliputi hal-hal berikut : materi, Konstruksi ,dan bahasa.4)
4. Uji coba (Try out)
Uji coba soal pada prinsipnya adalah upaya untuk mendapatkan impormasi empiric mengenai sejauh mana sebuah soal dapat mengukur apa yang hendak diukur. Imformasi empirik tersebut pada umumnya menyangkut segala hal yang dapat mempengaruhi valididas soal seperti tingkat kesukaran soal, pada jawaban,tingkat daya pembeda soal, pengaruh budaya ,bahasa yang dipergunakan, dan sebagainya. 5)
5. Penyusunan Soal
Agar skor yang diperoleh dapat dipercaya,diperlukan banyak butir soal.sebab itu. Dalam penyajian butir-butir soal perlu disusun manjadi suatu alat ukur yang terpadu.Hal-hal yang dapat mempengaruhi validitas tes seperti urutan nomor soal., pengelompokan bentuk-bentuk soal, kalau dalam suatu perangkat tes terdapat lebih dari satu bentuk soal, tata “lay out” soal dan sebagainya haruslah diperhatikan dalam penyusunan soal menjadi sebuah tes.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan: 6)
1. peletakan soal dengan soal yang lainnya, jangan sampai membuat siswa menebak- nebak jawabannya.
2. perintah pengerjaan soal tertulis secara rinci, jelas,lengkap dan tidak mempersulit siswa.
3. lay out soal yang diliputi jenis huruf, spasi, ukuran kertas,dan sejenisnya harus disesuaikan dengan usia siswa.
4. Imas Eva Nurfiati, Penilaian Berbasis Kelas: Pedoman guru dalam Penggunaan kurukulum Berbasis Kompetensi(Kurukulum 2004), (Kreasi Media Utama, 2004), hlm. 90.
5. Ramayulis, op. Cit, hlm. 233
6. Imas Eva Nurfiati, op. cit, hlm. 91
6. Penyajian tes
Setelah tes tersusun, naskah (tes) siapa diberikan atau di sajikan kepada peserta didik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian tes ini adalah waktu penyajian, petunjuk yang jelas mengenai cara menjawab atau mengerjakan tes, ruangan dan tempat duduk peserta didik. Pada prinsipnya, hal-hal yang menyangkut segi administrasi penyajian tes harus diperhatikan sehingga evaluasi dapat terselenggara dengan benar dan baik.
7. Scorsing
Scorsing atau pemeriksaan terhadap lembar jawaban dan pemberian angka merupakan langkah untuk mendapatkan informasi kuantitatif dari masing-masing peserta didik. Pada prinsipnya, scorsing ini harus diusahakan agar dapat dilakukan secara objektif. Artinya, apabila scorsing dilakukan oleh dua orang atau lebih, yang sama tingkat kompetensinya, akan menghasilkan scor atau angka yang sama. Atau jika orang yang sama mengulangi proses pengscoran, akan dihasilkan scor yang sama.
8. Pengelolahan hasil tes
Setelah dilakukan scorsing, hasilnya perlu diplah dengan mencari konvermasi nilai. Dalam proses konversi ini ada norma dan ada pula skala, yaitu norma relatif dan penilaian Acuan norma (PAP), dan norma mutlak dengan penilaian Acuan patokan (PAP), masing-masingnya dengan skala 5 (A, B, C, D, E) skala 9 (1-9)skala 11 (1-11), skala 100, skala z score, skala T score,. Kemudian dilakukan prosedur statistic mencari ranking (rank order), mean, media.modus dan mode.7)
7. Ramayulis, op. cit, hlm. 233
8. Ibit., hlm. 234
9. Pelaporan hasil tes
Setelah tes dilaksanakan dan dilakukan scorsing, hasil pengetesan tersebut perlu dilaporkan. Laporan tersebut dapat diberikan kepada peserta didik yang bersangkutan. Kepada orang tua peserta didik , kepada kepala sekolah,dan sebagainya. Laporan kepada masing-masing yang berkepentingan dengan hasil tes ini sangat penting karena dapat memberikan informasi yang sangat berguna dalam rangka penentuan kebijaksanaan selanjutnya.8)
Pelaporan hasil penilaian tesebut harus diketahui oleh siswa yang melakukan penilaian, guru untuk mendapat umpan balik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, pihak sekolah untuk mengetahui mutu pembelajaran yang telah dilaksanakan guru-guru, dan juga orang tua sebagai stake holder dari jasa yang ditawarkan sekelah dalam menyelenggarakan pendidikan.9)
10. Pemanfaatan hasil tes
Hasil pengukuran yang diperoleh melalui ujian sangat berguna sesuai dengan tujuan ujian. Informasi atau data hasil pengukuran dapat dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan system , proses atau kegiatan belajar mengajar, maupun sebagai data untuk mengambil keputusan atau menentukan kebijakan.10)


9. Imas Eva Nurfiati, op. cit, hlm. 92
10. Ramayulis, op. cit, hlm. 234


B. Pelaksanaan Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian integral dari pendidikan atau pengajaran sehingga perencanaan atau penyususunan, pelaksanaan dan pendayagunaannyapun tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan program pendidikan atau pengajaran.
Untuk penilaian kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak mulia,kompetensi yang dikembangkan terfokus pada aspek kognitif dan pengetahuan dan aspek afektif atau perilaku.

Penilaian hasil belajar untuk kelompok mata pelajaran Agama dilakukan melalui :
a. pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan apektif dan kepribadian peserta didik.
b. Ujian, ulangan dan atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik

Hasil dari evaluasi yang diperoleh selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa (fungsi formatif). Agar evaluasi dapat dilaksanakan tepat pada waktu yang diharapkan dan hasilnya tepat guna dan tepat arah, perlu mengikuti langkah-langkah berikut ini :
1. Menyusun rencana evaluasi : Perencanaan evaluasi itu umumnya mencakup :
(a) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini disebabkan evaluasi tanpa tujuan maka akan berjalan tanpa arah dan mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya .
(b) Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya aspek
Kongnitif, afektif atau psikomororik
(c) Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam
pelaksanaan evaluasi misalnya apakah menggunakan teknik tes atau non tes
(d) Menyusun alat-alat pengukur yang dipergunakan dalam pengukuran dan
penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butir-butir soal non tes
(e) Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pengangan
atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
2. Menghimpun data; dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes pembelajaran
3. Melakukan verifikasi data; virifikasi data dimaksudkan untuk memisahkan data yang baik (yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi dari data yang kurang baik (yang akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apa bila data itu di ikut serta diolah)
4. Mengolah dan menganalisis data; Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi.
5. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan; Interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan varbalisasi dari makna yang terkadung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisaan
6. Tidak lanjut hasil evaluasi
Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisi dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung didalamnya, maka pada akhirnya evaluasi akan dapat mengambil keputusan atau merupakan kebijakan-kebijakan yang akan dipandang perlu.


PENUTUP
Kesimpulan


Evaluasi merupakan alat pengukuran ketercapaian program pendidikan, Oleh sebab itu seorang pendidik sebelum melakukan kegiatan evaluasi terlebih dahulu menyusun langkah-langkah yang akan digunakan dalam kegiatan evaluasi. Langkah-langkah yang telah disusun harus dapat dulaksanakan dalam kegiatan evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA


Anas Sidijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta, 1995
Ramayulis,Ilmu pendidikan islam, Kalam Mulia : Jakarta, 2008
Slameto, Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta, 1999
Imas EvaNurfiati,Penilaian Berbasis Kelas: Pedoman guru dalam Penggunaan kurukulum Berbasis Kompetensi(Kurukulum 2004), Kreasi Media Utama, 2004