PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK :

BAB I: HAKIKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
1.1    Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pertumbuhan bisa didefinisikan sebagai proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinyu serta berlangsung dalam waktu periode tertentu. Sebagai hasil dari bertumbuhnya ukuran tubuh (fisik), kekuatan otot dan tulang manusia,organ tubuh menjadi lebih sempurna.
Sedangkan, perkembangan lebih mengacu pada perubahan karakteristik dari gejala-gejala psikologis ke arah yang lebih maju. Perkembangan merupakan suatu proses perubahan yang bersifat Progressif, dan menyebabkan tercapainya kemampuan dan karakteristik psikis yang baru. Perkembangan akan mencapai suatu kematangan.(Berk, 1989)
Perkembangan berkaitan erat dengan pertumbuhan, maka pada saatnya, anak akan mencapai Kematangan (mature). Pertumbuhan menunjukkan perubahan biologis yang bersifat kuantitatif. Sedangkan kematangan itu sendiri meunjukkan perubahan biologis yang bersifat kulitatif.
Pertumbuhan dan kematangan merupakan proses yang saling berkaitandan keduanya merupakan perubahan yang berasal dari dalam diri anak yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Hal tersebut dapat dipercepat dengan adanya rangsangan-rangsangan dari lingkungan, dalam batas-batas tertentu.
Perkembangan itu sendiri dapat dicapai karena adanya proses belajar dan proses belajar itu sendiri hanya bisa berhasil jika ada kematangan.
Dengan mempelajari perkembangan peserta didik kita memperoleh beberapa keuntungan:
1.    mempunyai ekspektasi yang nyata tentang anak dan remaja
2.    pengetahuun tentang psikologi perkembangan anak membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari seorang anak
3.    pengetahuan tentang perkembangan anak akan membantu mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal
4.    perkembangan anak akan membantu memahami diri sendiri
1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
1.2.1 Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu:
a. Faktor Internal
yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu.
seperti:
a. Sifat jasmani.
b. kematangan
b. Faktor Eksternal
Yaitu faktor yang berasal dari luar diri. seperti:
a. Kesehatan fisik
b. Makanan yang bergizi
c. Lingkungan
1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan :
a.Kecerdasan
Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan (diturunkankan). la juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, di antaranya ada yang membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu telur (identical twins) dan yang dari dua telur (fraternal twins). Identical twins memiliki genetik yang identik, karena itu kecerdasan (IQ) seharusnya sama. Fraternel twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama karena itu IQ-nya pun tidak sama. Menurut Jensen bila pengaruh lingkungan lebih penting pada identical twins yang dibesarkan pada dua lingkungan yang berbeda, seharusnya menunjukkan IQ yang berbeda pula. Kajian terhadap hasil penelitian menunjukkan bahwa identical twins yang dibesarkan pada dua lingkungan yang berbeda korelasi rata-rata IQ-nya 82 (dan sisanya pengaruh yang lain mungkin salah satunya oleh lingkungan). Dua saudara sekandung yang dipelihara pada dua lingkungan yang berbeda korelasi rata-rata IQ-nya, 50.
b.Temperamen
Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat dalam waktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian. Sebagian bayi merespons orang Iain dengan hangat, sebagai lagi pasif dan acuh tidak acuh. .Gaya-gaya perilaku tersebut di atas menunjukkan temperamen seseorang.
c. Interaksi keturunan dan lingkungan
Keturunan dan lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengan kecerdasan dan temperamen. Bila seorang gadis cantik dan cerdas terpilih menjadi ketua OSIS, apakah kita akan berkesimpulan bahwa keberhasilannya itu hanya karena lingkungan atau lainnya karena keturunannya? tentu saja karena keduanya. Karena pengaruh lingkungan bergantung kepada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara keduanya terdapat interaksi.
Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut terus sampai dewasa. Kita ketahui pula bahwa dengan dibesarkan pada keluarga yang sama dapat terjadi perbedaan kecerdasan secara individual dengan varjasi yang kecil pada kepribadian dan minat. Salah satu alasan terjadinya hal itu ialah mungkin karena keluarga mempunyai penekanan yang sama kepada anak-anaknya berkenaan dengan perkembangan kecerdasan yaitu dengan mendorong anak mencapai tingkal tertinggi. Mereka tidak mengarahkan anak ke arah minat dan kepribadian yang sama. Kebanyakan orang tua menghendaki anaknya untuk mencapai tingkat kecerdasan di atas rata-rata. Apakah yang perlu diketahui tentang interaksi antara keturunan dengan lingkungan dalam perkembangan? Kita perlu mengetahui lebih banyak tentang interaksi tersebut dalam perkembangan yang berlangsung normal. Misalnya, apakah arti perbedaan IQ antara dua orang sebesar 95 dan 1257 Untuk dapat menjawabnya diperlukan informasi tentang pengaruh-pengaruh budaya dan genetik. Kita pun perlu mengetahui pengaruh keturunan terhadap seluruh siklus kehidupan. Contoh lain pubertas dan menopause bukanlah semata-mata hasil lingkungan, walaupun pubertas dan menopause dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti nutrisi, berat, obat-obatan dan kesehalan, evolusi dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada pubertas dan menopause tidak dapat diabaikan.
1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Intelektual.
a. Faktor Hereditas
Yaitu anak telah yang memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja intelek-nya
b. Faktor Lingkungan
Yang terdiri dari 2 jenis unsur lingkungan yang sangat penting peranannya
dalam mempengaruhi perkembangan.
a. Keluarga
b. Sekolah.
1.2.4 Tahap-Tahap perkembangan Intelek/kognitif (Pikiran)
a. Tahap Sensor Motorik
Dialami anak usia 0-2 tahun. Pada tahap ini, interaksi anak dengan orang tuanya
terutama dilakukan melalui perasaan dan otot-ototnya. Dan ditandai dengan karakter yang menonjol
contoh karakter:
- Tindakan bersifat Naluri
- Aktifitas didasarkan pada pengalaman Indera.
- Individu mampu melihat dan meresapi pengalaman. tapi belum mampu mengategorikan
b. Tahap Pra-Operasional
Berlangsung pada 2 – 7 tahun. tahap ini disebut juga tahap intuisi. karena perkembangan kogitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana Intuitif, artinya semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pimikiran, tapi oleh unsur perasaan yang cenderung alami.
contoh karakter:
- Cara berpikir imajinatif
- bahasa yang bersifat egosentris
- rasa ingin tahu yang tinggi
- bahasanya berkembang pesat
c. Tahap Operasional Kongkret
Pada usia 7-11 tahun. tahap ini mulai menyesuaikan diri dengan realitas kongkret(nyata) dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya.
Contoh karakter:
- sesuatu dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana
kenyataan yang mereka alami. sehingga cara berpikir individu belum menangkap
yang abstrak, meski cara berpikirnya tampak sistematis dan logis.
d. Tahap Operasional Formal.
tahap ini dialami pada usia 11 tahun keatas. pada masa ini, anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaannya.
Contoh karakteristik:
- Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi.
- mampu.
(Tim Ahli 2)
Bab 2: HAKIKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK(2)
2.1 Pola-pola Perkembangan Afektif Manusia.
Emosi atau pernyataan merupakan salah satu potensi kejiwaan yang khas dimiliki oleh menusia. Sebab, hanya manusia yang memiliki perasaan, sedangkan hewan tidak memiliki perasaan. Apabila kebutuhan itu seseorang tidak segera terpenuhi, ia akan merasa kecewa. Sebaliknya jika kebutuhan-kebutuhan itu ia akan merasa senang dan puas. Semakin besar kebutuhan biologisnya, semakin banyak dan kompleks karena pertumbuhan fisik itu diikuti oleh perkembangan emosinya. Emosi ini merupakan perasaan yang disertai oleh perubahan atau perilaku fisik. Misalnya, perasaan marah ditunjukkan oleh reaksi teriakan dengan suara keras. Orang yang sedang gembira akan melonjak-lonjak sambil tertawa lebar, dan sebagainya.
2.2 Pola-pola perkembangan kognitif manusia.
Perkembangan kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir seseorang. Menurut Piaget (Sarlito, 1991: 81) perkembangan kognitif seseorang mengikuti tahapan berikut ini :
•    Masa sensori motori (0,0-2,5 tahun)
Masa ini adalah masa ketika bayi menggunakan system penginderaan dan aktifitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Ia memberikan reaksi motorik terhadap rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks, seperti refleks mencari putting susu ibu, refleks menangis, refleks kaget dan lain-lain.
•    Masa pra-operasional (2,0-7,0 tahun)
Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak dalam menggunakan symbol yang mewakili suatu konsep. Kemampuan simbolik ini memungkinkan seorang anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah dilihatnya. Misalnya, seorang anak yang pernah melihat dokter sedang praktik ia akan bermain dokter-dokteran.
•    Masa konkreto pra-rasional (7,0-11,0 tahun)
Pada tahap ini anak sudah dapat melakuakn beberapa tugas yang konkret. Ia mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi (mengenali sesuatu), negasi (mengingkari sesuatu), reprokasi (mencari hubungan timbale balik antara beberapa hal).
•    Masa operasional (11,0- Dewasa)
Pada usia remaja dan seterusnya, seseorang akan mampu berpikir abstrak dan hipotetis. Pada tahap ini ia mampu memperkirakan hal-hal yang mungkin terjadi. Ia dapat mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan. Misalnya, mainan A lebih mahal daripada mainan B dan mainan C lebih murah daripada mainan B, maka ia dapat menyimpulkan mainan yang paling mahal dan yang paling murah.
2.3    TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
2.3.1 Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Anak-Anak
1.    Tugas-tugas perkembangan dalam masa bayi dan kanak-kanak awal.
a.    Belajar berjalan.
b.    Belajar makan makanan padat.
c.    Belajar mengendalikan buang air kecil dan besar.
d.    Belajar membedakan jenis kelamin dan menghargainya.
e.    Memperoleh keseimbangan psikologis.
f.    Menyusun konsep-konsep sederhana tentang realita social dan realita pisik.
g.    Belajar menjalin hubungan secara emosional antara dirinya dengan orang tua, saudara-saudara dan orang lain.
h.    Belajar membedakan antara hal yang benar dengan yang salah, dan mengembangkan “hati nurani”.
2.    Tugas-tugas perkembangan dalam masa kanak-kanak akhir
a.    Belajar tentang ketrampilan fisik yang diperlukan dalam permainan yang ringan-ringan atau mudah.
b.    Membentuk sikap-sikap sehat terhadapn dirinya demi kepentingan organismenya yang sedang tumbuh.
c.    Belajar untuk bergaul dan bermain bersama dengan teman seusia.
d.    Belajar menyesuaikan diri dengan keadaan dirinya sebagai wanita atau pria.
e.    Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
f.    Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
g.    Mengembangkan kata hati, moral, dan ukuran nilai-nilai.
h.    Mengembangkan sikap-sikap dalam memandang kelompok-kelompok social dan lembaga masyarakat.
2.3.2    Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Remaja
a.    Menerima keadaan fisiknya dan menerima peranannya sebagai pria atau wanita.
b.    Menjalin hubungan-hubungan baru dengan teman-teman sebayabaik sesame jenis maupun lain jenis.
c.    Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tuanya dan orang-orang dewasa lain.
d.    Memperoleh kepastiandalam hal kebebasan pengaturan ekonomis.
e.    Memilih dan mempersiapkan diri ke arah suatu pekerjaan atau jabatan.
f.    Mengembangkan keterampilan-keterampilan dan konsep-konsep intelektual yang diperlukan dalam hidup sebagai warganegara yang terpuji.
g.    Menginginkan dan dapat berperilaku yang diperbolehkan oleh masyarakat.
h.    Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga.
i.    Menyusun nilai-nilai kata hati yang sesuai dengan gambaran dunia, yang diperoleh dari ilmu pengetahuan yang memadai.
2.3.3    Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Dewasa Awal
a.    Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau calon istri).
b.    Belajar hidup bersama dengan suami atau istri.
c.    Mulai hidup dalam keluarga.
d.    Belajar mengasuh anak-anak.
e.    Mengelola rumah tangga.
f.    Mulai bekerja dalam suatu jabatan.
g.    Mulai bertanggung jawab sebagai warganegara secara layak.
h.    Memperoleh kelompok social yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya.
2.3.4    Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Dewasa Akhir
a.    Memperoleh tanggung jawab sebagai orang dewasa yang berkewarganegara dan hidup bermasyarakat.
b.    Menetapkan dan memelihara suatu standar kehidupan ekonomi bagi kehidupan.
c.    Membantu anak-anak remajanya untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.
d.    Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang sesuai dengan orang dewasa.
e.    Menciptakan hubungan diri dengan suami atau istri sebagai pribadi.
f.    Menerima dan menyesuaikan diri sehubungan dengan adanya perubuhan-perubahan pisiologis dalam masa dewasa akhir.
g.    Menyesuaikan diri dengan kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia.
2.3.5    Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Orang Tua
a.    Menyesuaikan diri pada keadaan berkurangnya kekuatan pisik dan kesehatan.
b.    Menyesuaikan diri dalam masa pension dan pendapatan yang berkurang.
c.    Menyesuaikan diri dalam keadaan meninggalnya suami atau istri.
d.    Menjalin hubungan yang rapat dengan teman-teman (kelompok) seusia.
e.    Memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai warganegara berkewajiban dalam hidup bermasyarakat.
f.    Menyusun keadaan hidup yang memuaskan dalam hal pisik.
(Tim Ahli 3)
BAB 3:KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
3.1 Pengertian Individu sebagai Peserta Didik
Individu berasal dari kata individera berarti satu kesatuan organisme yg tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak dapat dipisahkan. Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau perseorangan (Echols, 1975: 519).
3.2 Karakteristik Individu sebagai Peserta Didik
Karakteristik(kepribadian) individu dibentuk oleh perpaduan antara faktor pembawaan dan lingkungan. Karakteristik bawaan,  baik yang bersifat biologis maupun psikologis, dimiliki sejak lahir. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap (ajeg), sdangkankarakteristik yang berkaitan dengan faktor psikologis lebih mudah berubah karena dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan. Selain karakteristik bawaan, kepribadian juga dipengaruhi oleh lingkungan. Apa yang dipikirkan, dikerjakan, atau dirasakan seseorang, mrupakan hasil perpaduan antara apa yang ada di antara faktor-faktor biologis yang diwariskandan pengaruh lingkungan sekitar.
3.2.1 Pengertian dan Karakteristik Kehidupan Pribadi
Dalam kehidupan manusia,sebagai makhluk individu, terdapat kebutuhan yang diperuntukkan bagi kepentingan pribadinya. Kebutuhan pribadi inimeliputi kebutuhan fisik dan kebutuhan sosio psikologis.
Kehidupan pribadi individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki cirri khusus yang unik. Kehidupan pribadi individu memiliki makna bahwa segala kebutuhan dirinya memerlukan pemenuhan dan terkait dengan masalah-masalah yang tidak dapat disamakan dengan individu-individu lainnya.
3.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pribadi
Perkembangan kehidupan pribadi seseorang dipengaruhi oleh factor keturunan (pembawan) dan lingkungan (pengalaman). Aliran nativisme menyatakan bahwa seseorang individu akan menjadi pribadi sebagaimana adanya yang telah ditentukan oleh pembawaan dan sifatnya yang dibawa sejakia dilahirkan. Sementara aliran empirisme mengatakan sebaliknya bahwa seorang individudiibaratkan sebagai kertas yang masih putih bersih (tabularasa). Ia akan menjadi pribadi yang khas dan unik sebagaimana dipengaruhi oleh pengalaman, lingkungan hidup, dan pendidikan. Sedangkan aliran konvergensi menyatakan bahwa kedua factor (pembawaan dan pengalaman) secara terpadu memberikan pengaruh terhadap kehidupan seseorang.
3.2.3 Perbedaan Individu dalam Perkembangan Pribadi
Manusia diciptakan secara unik, berbda satu sama lain dan tidak satu pun memiliki ciri yang sama persis meskipun mereka kembar identik.Setiap individu pasti memiliki karakteristik yang berbeda dengan individu lainnya. Perbedaan perkembangan berbagai karakteristi individual tampak dalam aspek fisik, intelek, emosi, social, bahasa, bakat, nilai, moral, dan sikap.
3.2.4 Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pribadi terhadap Tingkah Laku
Kepribadian atau tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh proses perkembangan kehidupan sebelumnya dan dalam perjalanannya berinteraksi dengan lingkungannya serta kejadian-kejadian saat sekarang. Jika sejak awal perkembangannya, kehidupan pribadi itu terbentuk secara terpadu dan harmonis, tingkah laku yang merupakan pengejawantahan berbagai aspek pribadi itu akan baik pula. Kehidupan pribadi yang mantap dapat memungkinkan seorang individu akan berperilaku mantap pula, yaitu mampu menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan kehidupan.
3.2.5 Upaya Pengembangan Kehidupan Pribadi
Upaya pengembangan kehidupan pribadi dapat dilakukan sebagai berikut:
a.    Membiasakan hidup sehat dan teratur serta pemanfaatan waktu yang baik
b.    Mengerjakan tugas dan pekerjaan sehari-hari secara mandiri dengan penuh tanggung jawab
c.    Membiasakan hidup bearmasyarakat
d.    Melatih cara merespon berbagai masalah yang dihadapi dengan baik
e.    Mengikuti dan mematuhi peraturan kehidupan keluarga denagn penuh rasa disiplin dan tanggung jawab
f.    Melaksanakan pran sesuai dengan status dan tanggung jawab dalam kehidupan keluarga.
3.3 Pertumbuhan Dan Perkembangan Individual Peserta Didik
3.3.1 Pertumbuhan dan perkembangan individual peserta didik
Istilah pertumbuhan biasa digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara kuantitatif yang makin lama semakin besar atau panjang. Dan istilah perkembangan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan dalam aspek psikologis dan sosial dimana aspek ini meliputi aspek-aspek intelek,emosi,bahasa,bakat khusus nilai dan moral, serta sikap.
3.3.2Pokok-pokok pertumbuhan dan perkembangan
1. ertumbuhan fisik
Pada dasarnya merupakan perubahan fisik dari kecil atau pendek menjadi besar dan tinggi yang prosesnya terjadi sejak sebelum lahir hingga dia dewasa pertumbuhan fisik ini sifatnya dapat di indra oleh mata dan dapat di ukur oleh satuan tertentu
2.Perkembangan Intelektual atau daya pikir
Intelek atau daya piker seseorang berkembang berjalan dengan pertumbuhan saraf otaknya dalam tahap ini inidividu lebih menonjolkan pada sikap refleknya terhadap setimular dan respon terhadap setimulan tersebut.
3.Perkembangan emosi
Berhubungan erat dengan keinginan untuk segera memenuhi kebutuhan terutama kebutuhan primer jika kebutuhan itu tidak segera dipenuhi  dia akan merasa kecewa dan sebaliknya. Kecewa dan puas merupakan perasaan yang mengandung unsur senang dan tidak senang seperti pada pertumbuhan bayi. Emosi ini merupakan perasaaan yang disertai oleh perubahan perilaku fisik sebagai contoh bayi yang lapar akan menangis dan akan semakin keras tangisanya jika tidak segera disusui atau diberi makan, Perasaan marah ditunjukan oleh reaksi teriakan dengan suara keras dan jika sedang merasa gembira akan melonjak-lonjak sambil tertawa lebar dan sebagainya.
4.Perkembangan Sosial
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, setiap individu tidak dapat berdiri sendiri atau membutuhkan bantuan individu lain demi untuk dapat mempertahankan kehidupanya adapun lingkungan social individu dalam peran perkembangannya dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan luar keluarga,lingkungan masyarakat selalnjutnya orang yang dikenal semakin banyak dan semakin heterogen dalam  berkehidupan social. Dalam perkembangannya dia mengetahui bahwa kehidupan manusia itu tidak seorang diri, harus saling membantu dan dibantu, member dan diberi dan sebagainya.
5. Perkembangan Bahasa
Fungsi pokok bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau sarana pergaulan dengan sesamanya. Bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan sebagai tanda, gerak, dan suara untuk mnyampaikan isi pikiran dan perasaan kepada orang lain.
6. Bakat Khusus
Seorang yang memiliki bakat akan mudah dapat diamati karena kemampuan yang dimilikinya berkembang dengan pesat, seperti kemampuan dibidang seni, olahraga, atau ketrampiln.
7. Sikap, Nilai, dan Moral
Adapun masa anak-anak, perkembangan moral yang terjadi masih relatife terbatas. Ia belum menguasai nilai-nilai abstrak yang berkaitan dengan benar-salah dan baik-buruk atau inteleknya masih terbatas, Selain itu ia belum mengetahui manfaat suatu nilai dan norma dalam kehidupannya. Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, ia mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukkan hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh, yang harus dilakukan dan yang dilarang. Proses ini dikenal dengan istilah sosialisasi nilai-nilai.
3.4 Perbedaan Individual Peserta Didik
Setiap individu terjadi variasi individual dalam perkembangan yang menyangkut variasi yang terjadi pada aspek fisik maupun psikologis. Hal ini terjadi karena perkembangan itu sendiri merupakan suatu proses perubahan yang kompleks, melibatkan berbagai unsure yang saling berpengaruh satu sama lain. Perbedaan yang paling mudah dikenali adalah perbedaan fisik, seperti bentuk badan, warna kulit, bentuk muka, tinggi badan, sikap perilaku seperti kelincahan, banyak bergerak, suka bicara, pendiam, tidak aktif, dan nada suaranya rendah.
3.4.1 Bidang-bidang perbedaan individual
-    Umur kronologis
-    Jumlah dan jenis pengalaman dan pengetahuan yang dibawa individu
-    Kehidupan individu dalam berkelompok, berkeluarga, dan bermasyarakat
-    Perbedaan kognitif  mengarah pada proses belajar mengajar individu
-    Kemampuan berbahasa (kemampuan berbahasa ini berbeda antara satu individu dan individu lainnya serta sangat dipengaruhi oleh factor kecerdasan dan factor lingkungan).
-    Perbedaan dalam kecakapan motorik (Kemampuan motorik dipengarui oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berfikir seseorang karena kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan berfikir setiap orang berbeda-beda, kecakapan motorik masing-masing pun berbeda).
-    Perbedaan dalam latar belakang (latar belakang keluarga, baik dilihat dari segi sosial ekonomi, cultural adalah berbeda-beda. Demikian pula lingkungan sekitarnya, baik lingkungan social budaya maupun lingkungan fisik akan berpengaruh yang berbeda-beda.
-    Perbedaan bakat ( bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki seseorang sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang secara baik apabila mendapat rangsangan dan latihan secara tepat oleh karena itu bakat masing-masing individu sangat komplek hal ini tergantung individu itu sendiri dan pemberian rangsangan maupun pelatihannya
-    Perbedaan dalam kesiapan belajar (perbedaan individu tidak hanya disebabkan oleh keragaman kematangan tapi juga oleh keragaman latar belakkang sebelumnya) contoh bagi anak kelas satu sekolah dasar ditemukan umur kronologis antara 3tahun sampai 8tahun yang secara normal seharusnya telah duduk di kelas 2 atau 3 tapi kemampuan belajarnya masih sama dengan mereka yang duduk di kelas 1 hal ini menggambarkan pengaruh lingkungan keluarga yang amat buruk sehingga kemampuan dan ekspresi berbahasanya kurang baik
3.4.2 Perbedaan individual yang unik
Setiap individu adalah khas atau unik perbedaan ini meliputi perbedaan fisik , pola berfikir dan cara merespon atau mempelajari hal baru. Distikalam hal belajar, tiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan, dalam menyerap materi pelajaran. Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan dikenal berbagai metode untuk memenuhi tuntutan perbedaan individu.Berdasarkan kemampuan yang dimillki otak cara belajar individu dapat dibagi dalam 3 kategori yaitu: Cara belajar visual atau melihat, auditorial atau mendengar,dan kinestik.Pengategorian ini merupakan pedoman bahwa individu memiliki salah satu karakteristik yang paling menonjol sehingga jika dia mendapatkan rangsangan yang sesuai dalam belajar, dia mudah menyerap pelajaran karena individu menemukan metode belajar yang sesua dengan karakteristik cara belajar dirinya, dia akan cepat menjadi pintar.
( Tim Ahli 4 )
BAB 4
4.1. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PENYESUAIAN DIRI

4.1.1 Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengbah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya. Penyesuaian diri juga dapat diartikan sebagai berikut :
A.    Penyesuaian diri yang berarti adaptasi dapat mempertahankan eksistensi, atau bisa “survive” dan memperoleh kesejahtereraan jasmani dan rohani dan dapat megadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan lingkungan social
B.    Sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standart atau prinsip yang berlaku umum.
C.    Sebagai penguasaan yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan juga mengorganisasi respon-respon sedemikian rupa, sehingga bisa mengatsi segala macam konfllik,kesulitan,dan frustasi-frustasi secara effektif.
D.    Sebagai penguasaan dan kematangan emosional.
4.1.2 Karakteristik penyesuaian diri
Sesuai dengan perkembangan fase remaja maka penyesuaian diri di kalangan remaja pun memiliki karakteristik yang khas pula.Adapun karakteristik penyesuaian diri remaja adalah sebagai berikut.
1.    Penyesuaian diri remaja terhadap peran dan identitasnya
Perkembangan fisik dan psikis seringkali menyebabkan remaja mengalami krisis peran dan identitas.Remaja senantiasa berjuang agar dapat memainkan perannya agar sesuai dengan perkembagan masa peralihannya dari anak-anak menjadi masa dewasa.Tujuannya adalah memperoleh identitas diri yag semakin jelas dan dapat di terima oleh lingkungannya.Penyesuaian diri remaja secara khas kepribadiannya memang berbeda dengan anak-anak atau orang dewasa.
2.    Penyesuaian diri remaja terhadap pendidikan
Krisis identitas pada remaja seringkali menimbulkan kendala dalam penyesuaian diri terhadap kegiatan belajarnya.Pada umumnya remaja mengetahui bahwa untuk menjadi orang yg sukses harus rajin belajar.Namun dipengaruhi oleh pencarian identitas menyebabkan mereka lebih senang mencari kegiatan selain belajar tapi menyenangkan bersama kelompoknya.Dalam konteks ini remaja berjuang ingin meraih kesusksesan dalam studi tapi dengan cara yang menimbulkan perasaan bebas dan senang,terhindar dari tekanan dan konflik,bahkan frustasi.
3.    Penyesuaian diri remaja terhadap kehidupan seks
Secra fisik remaja telah mengalami kematangan pertumbuhan fungsi seksual sehingga perkembangan dorongan seksual juga semakin kuat.Remaja perlu menyesuaikan penyaluran kebutuhan seksualnya dalam batas batas penerimaan lingkungan sosialnya sehingga terbebas dari kecemasan psikoseksual,tapi juga tidak melanggar nilai moral dan agama.Jadi,remaja dalam konteks ini adalah mereka ingin memahami kondisi seksual dirinyadan lawan jenisnya serta mampu bertindak untuk menyalurkan dorongan seksualnya yang dapat di mengerti dan di benarkan oleh norma sosial dan agama.
4.    Penyesuaian diri remaja terhadap norma sosial
Remaja cenderung membentuk kelompok masyarakat tersendiri,seringkali juga membentuk kesepakatan aturan sendiri yang kadang belum tentu di mengerti oleh masyarakat lainnya.
Dalam masalah ini penyesuaian diri remaja mengarah pada 2 dimensi.
Pertama, mereka ingin di akui keberadaannya,yang berarti remaja harus menginternalisasikan nilai nilai yg berlaku di masyarakat.
Kedua, remaja ingin bebas menciptakan aturan aturan yg lebh sesuai dengan kelompok mereka.
Ini dapat di artikan bahwa perjuangan remaja menyesuaikan diri terhadap norma sosial adalah ingin menginteraksikan antara dorongan untuk bertindak bebas di satu sisi,dengan tuntutan norma sosial pada masyarakat di sisi lain.
5.    Penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan waktu luang
Waktu luang bagi remaja adalah waktu dimana mereka dapat bertindak bebas.Namun disisi lain mereka dituntut untuk menggunakan waktu luang mereka untuk kehiatan kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya.
Jadi,dalam penyesuaian ini remaja berupaya untuk melakukan penyesuaian antara dorongan kebebasannya sera inisiatif dan kreatifitasnya dengan kegiatan kegiatan yang bermanfaat.
6.    Penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan uang
Remaja belum sepenuhnya mandiri dalam masalah finansial,mereka masih di jatah oleh orang tua sesuai kemampuan keluarganya.Rangsangan,tantangan,tawaran,inisiatif,kreatifitas dan petualanan membuat mereka seringkali mengakibatkan melonjaknya penggunaan uang sehingga jatah yg diterima oleh orang tua menjadi tidak cukp.
Dalam masalah ini remaja berjuang untuk mampu bertindak secara proporsional,melakukan penyesuaian diri terhadap kelayakan pemenuhan kebutuhan dengan kondisi ekonomi keluarganya.
7.    Penyesuaian diri remaja terhadap kecemasan,konflik dan frustasi
Remaja seringkali dihadapkan pada kecemasan,konflik dan frustasi.Strategi penyesuaian diri terhadap kecemasan,konflik dan frustasi tersebut biasanya melalui suatu mekanisme pertahanan diri.
4.2    Proses Dan Aspek-Aspek Penyesuaian Diri
4.2.1 Proses Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah suatu proses pada indivvidu untuk menccapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhannya. Pada dasarnya penyesuaian diri melibatkan individu dengan lingkungannya. Beberapa faktor lingkungan yang dapat menciptakan penyesuaian diri yang sehat pada remaja adalah
1.    Lingkungan Keluarga yang Harmonis
Lingkungan keluarga merupakan lahan yang sangat penting dalam untuk mengembangkan kemampuan remaja. Didalam lingkungan keluarga mempelajari cara – cara dasar untuk bergaul dengan orang lain. Oleh karena itu orang tua harus menunjukan sikap dan perilaku yang baik.
2.    Lingkungan Teman Sebaya
Teman mempunyai peran yang penting dalam pembentukan diri pada remaja. Pada saat – saat itulah remaja mau mencurahkan isi hatinya dari pemikiran dan perasaannya.
3.    Lingkungan Sekolah
Tugas dari sekolah tidak hanya terbatas pada masalah pengetahuan dan informasitetapi juga tanggung jawab moral dan sosial secara kompleks. Proses pendidikan ini merupakan penciptaan penyesuaian antara individu dengan nilai – nilai yang diharuskan oleh lingkungan menurut kepentingan perkembangan organisme.
4.2.2 Aspek – aspek Penyesuaian Diri
1.    Penyesuaian Pribadi
Penyesuaian pribadi merupakan kemampuan seseorang untuk menerima dirinya sendiri  agar tercipta hhubungan yang harmonis atau seimbang antara dirinya sendari dengan lingkungan disekitarnya. Seseorang tersebut dapat menunjukkan siapa dia sebenarnya, kelebihan dan kekurangannya,dan mampu bertindak sesuai kondisi dan potensi yang dimilikinya.
2.    Penyesuaian Sosial
Penyesuaian sosial merupakan suatu proses dalam kehidupan masyarakat yang saling mempengaruhi secara terus menerus dan bergantian dan menimbulkan suatupola kebudayaan dan tingkah laku yang sesuai dengan aturan, hukum, adat istiadat, nilai, dan norma sosial. Dari penyesuaian sosial tersebut dapat terbentuk hubungan – hubungan sosial yang mencakup hubungan dengan anggota keluarga, masyarakat sekolah, teman sebaya atau anggota masyarakat secara luas.
4.3 Implikasi Proses penyesuaian diri Peserta didik usia sekolah Menengah terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Lingkungan sekolah berpengaruh besar terhadap perkembangan jiwa remaja karena mengemban fungsi pengajaran dan pendidikan. Dalam kaitan dengan pendidikan, peran sekolah hampir sama dengan peran keluarga , yaitu sebagai tempat perlindungan jika anak mengalami masalah. Oleh karena itu di setiap sekolah lanjut diadakan guru bimbingan konseling
Langkah-langkah untuk mempercepat proses penyesuaian diri remaja di sekolah adalah sebagai berikut :
1.    Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa betah bagi siswa, baik secara sosial, fisik maupun akademis.
2.    Suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.
3.    Memahami siswa secara menyeluruh, baik prestasi belajar,sosial,maupun aspek pribadinya.
4.    Menggunakan metode dan alat mengajar yang mendorong semangat belajar
5.    Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar.
6.    Menciptakan ruangan kelas yang memenuhi  syarat kesehatan
7.    Membuat tata tertib sekolah yang jelas dan dipami siswa
8.    Adanya keteladan dari para guru dalam segala aspek pedidikan.
9.    Mendapatkan kerja sama dan saling pengertian dari para guru dalam menjalankan kegiatan pendidikan
10.    Melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan dengan sebaik-baiknya
(Tim Ahli 5)
BAB 5 PERMASALAHAN REMAJA DAN UPAYA-UPAYA MENANGANINYA
5.1 Implikasi Proses Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia Sekolah Menengah terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
5.2 Beberapa masalah peserta didik usia sekolah menengah (remaja)
Pada masa sekolah usia menengah pertama maupun tingkat usia yang sangat berbeda dari usia dewasa ,dalam periode ini banyak sekali permasalahan kesehatan.semua itu diantaranya meliputi gangguan perilaku dan gangguan belajar sosok pendamping saat anak melaksanakan aktivitas sehari-hari adalah orang tua dan guru,peran mereka sangatlah penting dalam penentuan masa depan anak.
5.2.1 Permasalahan kesehatan anak usia sekolah diantaranya :
Penyakit menular dan penyakit non infeksi serta gangguan pertumbuhan
-> Penyakit menular misalnya adalah gondok,cacar airdll
-> Penyakit non infeksi misalnya alergi
-> Gangguan pertumbuhan  adalah  kegagalan mendapatkan kenaikan berat badan,berbagai kelainan dan gangguan tersebut seperti gangguan hormonal,gangguan metabolism tubuh dan kelainan kromosom.
5.3 Penanganan Masalah Remaja dengan Cara Mekanisme Pertahanan Diri
Berikut beberapa mekanisme pertahanan diri para remaja ,diantaranya :
Represi
Merupakan upaya individu untuk menyingkirkan sesuatu yang menimbulkan kecemasan,diantaranya: konflik batin,frustasi dll
Pembentukan reaksi
Dengan cara ini para remaja/individu dapat menghindar dari rasa cemas yang disebabkan oleh keharusan untuk menghadapi karakter pribadi yang tidak menyenagkan.reaction formation merupakan pembentukan reaksi ketika individu berusaha menyembunyikan perasaan sesungguhnya dan menampilkan wajah yang berlawanan dengan wajah sesungguhnya
Mengelak
Individu cenderung mencoba untuk mengelak jika merasastress yang lama,kuat dan terus menerus.bosa saja menggunakan fisik atau menggunakan metode lain yang di anggapnya pantas untuk menyelesaikan keadaan tertekan tersebut
Permasalahan dalam Diskusi
1.    Pertanyaan: Bagaimana temperamen mempengaruhi perkembangan dan bagaimana interaksi keturunan mempengaruhi perkembangan? (Jamah Sunarko – 100534402685)
Jawab : Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons. Oleh sebab itu, dalam proses perkembangan tidak lepas dari faktor temperamen tersebut.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkan.
a.    Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyesuaikan diri dengan pengalaman baru.
b.     Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
c.     Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
2.    Pertanyaan: Upaya apa yang seharusnya dilakukan oleh pendidik untuk membantu perkembangan ? (Mahfud Jiono – 100534402674)
Jawab :
a.    Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa betah bagi siswa, baik secara sosial, fisik maupun akademis.
b.    Suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.
c.    Memahami siswa secara menyeluruh, baik prestasi belajar,sosial,maupun aspek pribadinya.
d.    Menggunakan metode dan alat mengajar yang mendorong semangat belajar
e.    Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar.
f.    Menciptakan ruangan kelas yang memenuhi  syarat kesehatan \Membuat tata tertib sekolah yang jelas dan dipami siswa
g.    Adanya keteladan dari para guru dalam segala aspek pedidikan.
h.    Mendapatkan kerja sama dan saling pengertian dari para guru dalam menjalankan kegiatan pendidikan
i.    Melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan dengan sebaik-baiknya
1.    Pertanyaan: Apakah pertumbuhan itu mempunyai batas waktu tertentu dan sampai kapan? (Muti’ah – 100534402721)
Jawab : Ada batas tertentu, contoh terjadinya menopause (berhentinya masa subur) pada wanita.
2.    Pertanyaan : Cara mengatasi pertumbuhan dan perkembangan yang tak seimbang? (Iyan Hadinata – 100534402701)
Jawab : Apabila seseorang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang tidak seimbang maka orang tua atau guru atau orang yang mengasuhkan harus bisa membimbing dan memberikan perhatian yang khusus terhadapnya.
3.    Pertanyaan : Sejauh mana pemahaman Anda mengenai pertumbuhan dan perkembangan serta memperoleh rangsangan-rangsangan dari lingkungan dalam batas tertentu? (Lukman Hadi – 100534402670)
Jawab: Pertumbuhan adalah perubahan yang berhubungan dengan fisik, sedangkan perkembangan adalah perubahan yang berhubungan dengan mental.
Pertumbuhan dan perkembangan bisa dipengaruhi dengan faktor Lingkungan dan faktor Hereditas. Faktor lingkungan bisa didapat dari lingkungan keluarga, sekolah atau tempat bekerja. Bagaimana suasana lingkungan sehari-hari sangat berpengaruh dengan pertumbuhan dan perkembangan.
QUIS:
1.    Manakah yang lebih cepat tumbuh, anak-anak yang tenang tanpa masalah dibanding anak-anak yang mengalami gangguan tekanan emosional?
2.    Berikan contoh temperamen mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan?
3.    Apa perbedaan temperamen dan tempermental?
4.    Apakah lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja?
5.    Upaya apa yang paling menonjol untuk membantuperkembangan peserta didik oleh pendidik?
Jawaban QUIS:
1.    Anak-anak yang lebih tenang cenderung tumbuh lebih cepat disbanding anak-anak yang mengalami gangguan tekanan emosional. Karena ketegangan emosional ini dapat mempengaruhi  berat tubuh daripada tinggi tubuh.
2.    Tumbuhan yang diberi musik slow maka akan pertumbuhannya akan lebih baik dibanding dengan tumbuhan yang diberi  music Hard.
3.    Temperamen adalah perasaan
Temperamental adalah sifat seseorang yang suka protes dan meledak-ledak
4.    Sangat berpengaruh , karena  peran sekolah tidak jauh berbeda dengan peran keluarga, dan mereka berinteraksi dengan lingkungan sekolah hampir setiap  tiap gari.sekolah bjuga bias dijadikan tempat nanak remaja untuk menangani masalah peserta didik di sekolahnya. Hal ini sama dengan peran orang tua lingkungan keluarga. Oleh karena itu di lingkungan sekolah perlu diadakan bimbingan atau penyuluhan untuk menangani anak yang mengalami masalah yang sedang di hadapinya
5.    Hal yang paling menonjol .yakni saling pengertia antara siswa dan guru
Dalam kaitannya akan lebih kami berikan contoh  yakni ketika guru setelah selesai menyampaikan materi kemudian jangan sampai kita mengatakan APAKAH KALIAN SUDAH JELAS??? ADA PERTANYAAN??
Hal itu justru akan menyebabkan siswa berkembang justru malah membuat siswa bingung..karena belum tentu kita menjelaskan materi dengan sejelas jelasnya dapat di pahami oleh siswa
Oleh karena itu jangan sampai seorang guru menyatakan ucapan terseebut,
Hendaknya guru member pertanyAAN BUAT PERTANYYAN MIN 5  hal tsbt dapat merangsang pertumbuhan  pesrta didik
Para guru dapat mengetahui sejauh mana peserta didik kita memehami dan  menguasai materi yang guru sampaikan
Demikian dengan siswa jadi lebih mengerti apa yang guru sampaikan.

No comments:

Post a Comment